Showing posts with label Psikologi. Show all posts
Showing posts with label Psikologi. Show all posts

Saturday, August 28, 2010

Stres Membuat Kita Jadi Pelupa

Ternyata berpikiran positif tak hanya membuat hari-hari kita jadi lebih indah, tetapi juga menstimulasi otak untuk mengolah informasi lebih baik. Dengan demikian otak kita dalam kondisi prima untuk jangka panjang.

Penelitian yang dilakukan pada 2007 menunjukkan bahwa respoden yang selalu mengelilingi dirinya dengan energi positif mampu menekan risiko kemunduran fungsi kognitif otak hingga 60 persen. Sementara itu, responden yang kerap stres dan emosional mengalami kemunduran daya ingat atau dimensia.

Thomas Crook, PhD, ahli pencegahan gangguan memori, bercerita bahwa setiap kita pasti memiliki peristiwa-peristiwa yang menguras emosi, mulai dari kegagalan, kekecewaan, atau bahkan penghianatan. Ini adalah sumber-sumber stres emosi yang bisa memengaruhi kerja otak kita. Meski demikian, Crook menambahkan bahwa bukan berarti kita harus selalu tersenyum menghadapi semua cerita sedih yang masuk dalam hidup kita. “Kita boleh saja bersedih. Namun, reaksi kita untuk kembali optimis dan semangat adalah reward bagi otak sehingga fungsi kerjanya tak menurun.”

Crook mengajak kita untuk sesegera mungkin mengeluarkan stres emosional dari dalam kepala. "Analogikan kita sedang menekan tombol eject pada DVD player saat kita tak menyukai film yang kita tonton. Lalu lihat berapa banyak 'DVD kebahagiaan' yang tersisa di 'rak' kehidupan kita."

Proses tersebut menurut Crook akan membuat otak kita memutar memori-memori yang dapat mengembalikan semangat kita. Oleh tubuh, hal itu akan diartikan dengan mengeluarkan hormon endorfin untuk memberikan sensasi rasa bahagia dalam diri. "Dari sinilah akan terlihat bahwa sistem tubuh tak hanya bekerja sendirian. Kemampuan memori otak kita akan terasah plus metabolisme tubuh kembali bekerja normal."

Itu mengapa para ahli saraf percaya, kemampuan kita untuk mengendalikan emosi dan stres adalah cara untuk melindungi jaringan-jaringan otak. Pasalnya, emosi adalah pemicu bagi banyak area di dalam otak, mulai dari memori, kemampuan berpikir logis, hingga kemampuan berekspresi.

Jadi setiap kali stres menghadang, cobalah untuk berpikir positif agar otak pengendali emosi kita dapat memprogram ulang mood positif kita. Dengan begitu, kita bisa mengembalikan kesadaran fungsi otak akibat respons tubuh yang bekerja kembali normal. Ingat, jika Anda ingin otak tetap bekerja maksimal, maka jangan mau lama-lama menyimpan emosi negatif dalam diri. (PreventionIndonesiaonline/Siagian Priska)

Sumber: http://health.kompas.com/read/2010/08/28/12145858/Stres.Membuat.Kita.Jadi.Pelupa

Thursday, June 3, 2010

Bahasa Tubuh Ketika Pria Bohong


Jangan mudah tertipu dengan rayuan seorang pria. Ketika seorang pria mencoba melarikan diri dengan kebohongan yang dibuatnya, gerakan tubuhnya bisa menjadi tanda.

Untuk itu, Anda perlu tahu bahasa tubuh pria, saat ia berkata tak jujur. Seperti dikutip dari laman cosmopolitan.com, berikut bahasa tubuh pria yang menandakan si dia sedang berbohong:

Melihat ke atas ke arah kiri
Ketika Anda bertanya sesuatu padanya, atau dia ingin menjelaskan sesuatu pada Anda, perhatikan ke arah mana dia melihat. Menurut pakar bahasa tubuh, Janine Driver, jika matanya memandang ke atas ke arah kanan, itu menandakan ia sedang mengingat informasi dari memorinya. Tapi, bila matanya ke atas ke arah kiri, ada kemungkinan si dia sedang merangkai jawaban palsu.

Tiba-tiba meletakkan tangan di saku
Telapak tangan terbuka biasanya menunjukkan kenyamanan dan keterbukaan. "Jadi, ketika berbohong, si dia secara alami merasa perlu menyembunyikan telapak tangannya," kata Patti Wood, penulis 'Success Signals: A Guide to Reading Body Language'. "Dia juga dapat menyembunyikan telapak tangannya di punggung, atau menutupi telapak tangannya di saku celana atau dengan benda seperti telepon genggam.”

Mengangkat salah satu atau kedua bahu
Hati-hati, jika ia melakukan hal ini sambil melontarkan pernyataan definitif, seperti 'Aku tidak pernah nonton berdua dengan dia', sambil mengangkat bahu. Itu adalah caranya untuk meyakinkan lawan bicaranya agar percaya pada pernyatannya. "Perilaku ini dilakukan untuk menghindari rasa bersalah,” kata Driver.

Menggunakan jari telunjuk untuk menggosok hidung
"Tanda ini biasanya ditunjukkan pria yang tidak biasa berbohong, sehingga mereka merasa menyesal. Setelah bicara, dia akan menyentuh wajahnya dengan cara sedikit menyembunyikan mulutnya seakan dia tidak percaya dengan apa yang baru saja keluar dari mulutnya," kata Wood.


sumber: http://feedproxy.google.com/~r/Strov/~3/Imtx-D9PoH0/inilah-bahasa-tubuh-ketika-pria-bohong.html

Sunday, May 30, 2010

Tes untuk Mengukur Kekuatan Memori Otak

Jakarta, Sering lupa meletakkan barang, lupa kata apa yang ingin diucapkan hingga lupa membayar tagihan. Eits, hati-hati mungkin Anda memiliki masalah dengan kemampuan memori di otak. Mari tes memori otak Anda!

Uji memori ini dapat membantu memberikan gambaran yang lebih baik mengenai masalah memori yang dialami. Tes ini hanyalah sebuah tes sederhana mengenai memori.

Seperti dikutip dari Howstuffworks, Sabtu (29/5/2010), cobalah untuk menjawab pertanyaan berikut:

1. Mengingat tiga kata ini apel, televisi dan domba.
2. Mengingat nama dan alamat ini: Jane Jl. Pegangsaan 5 Jakarta Pusat.
3. Apakah mengalami kesulitan dalam mengingat segala hal yang telah dilakukan selama beberapa minggu terakhir?
4. Apakah sangat sulit untuk mengingat daftar yang harus dilakukan?
5. Apakah mengalami penurunan kemampuan menghitung di kepala?
6. Apakah pernah mengalami lupa membayar tagihan?
7. Apakah kesulitan mengingat nama?
8. Apakah mengalami kesulitan mengenali seseorang yang seharusnya Anda kenali?
9. Apakah mengalami kesulitan menemukan kata yang tepat untuk diucapkan?
10. Apakah mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas sederhana, seperti penggunaan microwave atau kompor gas?
11. Apakah mudah lupa ini mengganggu kinerja di tempat kerja?
12. Apakah mudah lupa ini mengganggu kerjaan di rumah?
13. Apakah mudah lupa ini mengganggu kerjaan di dalam kegiatan sosial?
14. Sebutkan tiga nama gubernur di provinsi Anda? (menyebutkan 3 maksimal dapat 3 poin, sebut 1 dapat 1 poin)
15. Sebutkan lima presiden terakhir? (menyebutkan 5 maksimal dapat 5 poin, sebut 1 dapat 1 poin)
16. Apa menu makan malam selama dua hari yang lalu? (maksimal 6 poin, sebut 1 dapat 1 poin)
17. Apa dua film yang terakhir Anda tonton? (maksimal 2 poin, sebut 1 dapat 1 poin)
18. Tuliskan kembali tiga kata yang ada di awal tes? (maksimal 3 poin, sebut 1 dapat 1 poin)
19. Tuliskan nama dan alamat yang ada di awal tes? (maksimal 2 poin, jika hanya nama atau alamat yang disebut dapat 1 poin)

Berilah nilai 1 poin setiap jawaban 'tidak' dan tidak mendapat poin jika jawabannya 'Ya'. Untuk pertanyaan no 3-13 (maksimal nilainya 11 poin).

Sedangkan untuk setiap pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan benar atau ragu-ragu berilah nilai 1 poin. Untuk pertanyaan no 14-19 (maksimal nilainya 21 poin).

Hasil tes:
Jika nilai 28-32: memori yang dimiliki masih baik dan di atas rata-rata.
Jika nilai 22-27: memori tidak terlalu buruk, tapi memori bisa ditingkatkan dengan beberapa latihan.
Jika nilai 15-21: memori agak lemah, usahakan untuk melakukan latihan dalam membantu meningkatkan memori.
Jika nilai 0-14: memori lemah, sebaiknya mempertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ke ahlinya.

Berbagai faktor bisa menyebabkan masalah pada memori, seperti stres, depresi, kekurangan vitamin dan adanya masalah pada peredaran darah.

Jika penyebab ini bisa ditemukan, maka masalah memori dapat teratasi dan mendapatkan hasil yang lebih baik.

Sumber: http://health.detik.com

Sunday, April 18, 2010

Saat Masa Subur, Perempuan Pandai Bisa Bodoh

California, Satu lagi keunikan tubuh perempuan saat sedang masa subur. Di saat masa subur, kemampuan otak perempuan biasa-biasa saja bisa meningkat tajam, tapi sebaliknya perempuan pandai bisa tiba-tiba menjadi sedikit telat mikir.

Ini semua disebabkan karena fluktuasi hormon estrogen selama siklus menstruasi sampai setelahnya ketika memasuki saat ovulasi atau (masa subur).

Asal tahu saja, estrogen bisa memicu pelepasan dopamin. Dopamin ini adalah hormon pemicu rasa senang yang juga bisa meningkatkan memori kerja otak untuk jangka pendek dan membantu konsentrasi.

Nah, masing-masing perempuan sehat memiliki kadar dopamin yang berbeda-beda, ada yang tinggi dan ada yang rendah.
Jika memiliki kadar dopamin tinggi, biasanya kecerdasannya lumayan tinggi, sedangkan jika tingkat dopamin rendah harus berjuang dalam mengerjakan tugas memori yang rumit.

Ketika tim dari University of California, Berkeley, meneliti fluktuasi hormon estrogen dan dopamin selama siklus menstruasi hingga masa ovulasi ditemukan keunikan pada perempuan. Ternyata tingkat dopamin yang tinggi membuat perempuan jadi agak menurun kemampuan otaknya saat menstruasi.

Selama masa subur perempuan yang memiliki tingkat estrogen tinggi (biasanya 10-12 hari setelah haid) didapati perempuan yang secara alami memiliki kadar dopamin tinggi tidak memiliki kemampuan yang baik.

"Untuk perempuan dengan tingkat dopamin terendah, sekitar 25 persennya akan meningkat selama ovulasi sehingga dapat mempertajam fungsi kognitif. Sedangkan 25 persen perempuan yang memiliki tingkat dopamin tinggi, akan membuatnya melampaui batas dan merugikan kemampuan berpikir saat sedang ovulasi," ujar Emily Jacobs, PhD yang melakukan studi ini, seperti dikutip dari Scientificamerica, Senin (19/4/2010).

Jacobs menambahkan hal inilah yang mempengaruhi kemampuan seorang perempuan dalam berpikir. Pada saat tertentu seorang perempuan bisa memiliki fungsi kognitif yang baik tapi bisa juga fungsinya menurun.

Penggunaan obat kafein yang bisa memicu pelepasan dopamin atau obat Ritalin menjadi kurang efektif atau justru bisa merugikan bagi beberapa perempuan jika dikonsumsi pada saat-saat tertentu, yaitu saat estrogen mempengaruhi tubuh.

(ver/ir)

Sumber: www.Detik.com